Pengertian Organisasi
Organisasi diciptakan oleh masyarakat dalam masyarakat itu sendiri. Organisasi sendiri didefinisikan sebagai suatu kelompok orang di dalam suatu wadah untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi dipelajari dalam berbagai bidang ilmu, terutama sosiologi, ilmu politik, psikologi, dan manajemen. Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran.
Dalam sebuah masyarakat, banyak faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas sebuah organisasi dan manajemen yang harus responsif terhadap faktor-faktor tersebut. Setiap organisasi harus memenuhi kebutuhan konsumen atau klien mereka, menaati batasan politisi dan hukum, dan merespons perubahan dan perkembangan ekonomi dan teknologi.
Manajemen dan Organisasi
Manajemen merupakan kegiatan pokok yang dilakukan seorang pimpinan karena ia menjabat sebagai manajer untuk mengolah input menjadi output melalui proses manajemen. Sedangkan organisasi merupakan salah satu sarana untuk mencapai tujuan perusahaan melalui pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yang dilakukan seorang pimpinan dengan organisasi yang tercipta di perusahaan yang bersangkutan. Seorang manajer puncak harus dapat mengkoordinir kegiatan-kegiatan karyawannya dalam mencapat tujuan organisasi. Jadi, keberhasilan sebuah perusahaan bergantung pada organisasi terutama struktur organisasi yang dianut.
Manajemen dan Tata Kerja
Jika kita melakukan suatu kegiatan, maka kita memerlukan proses untuk melakukan kegiatan tersebut. Proses tersebut disebut tata kerja. Tata kerja adalah suatu cara bagaimana agar sumber dan waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan dengan tepat sehingga proses kegiatan manajemen dapat dilaksanakan dengan tepat. Jadi, hubungan antara manajemen dan tata kerja dapat digambarkan seperti dibawah ini :
Manajemen : Kegiatan untuk mencapai suatu tujuan dengan perantara antar manusia.
Tata Kerja : Cara-cara bagaimana agar kegiatan tersebut berjalan lancar dan efisien.
Manajemen, Organisasi dan Tata Kerja
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen, organisasi, dan tata kerja sangatlah berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya. Hal ini dikarenakan dalam sebuah organisasi terdapat sebuah manajemen, dan untuk melaksanakan manajemen tersebut dibutuhkan tata kerja. Jadi, keberhasilan sebuah organisasi tergantung pada sistem manajemen dan tata kerja yang dilakukannya.
Ciri-ciri Organisasi
Adapun ciri-ciri sebuah organisasi antara lain sebagai berikut :
- Adanya komponen manajemen (atasan dan bawahan),
- Adanya kerja sama (cooporative yang berstruktur dari sekolompok orang),
- Adanya tujuan organisasi tersebut,
- Adanya sasaran organisasi,
- Adanya keterikatan format dan peraturan tata tertib yang harus dipatuhi,
- Adanya pendegelasian wewenang dan koordinasi tugas-tugas.
Unsur-unsur Organisasi
Organisasi tidak dapat berdiri sendiri, artinya saling berhubungan satu sama lain. Unsur-unsur yang membangun suatu organisasi meliputi :
1. Orang-orang, dalam suatu organisasi atau ketatalembagaan disebut sebagai pegawai atau personil.
2. Kerja sama, dibutuhkan kerja sama antar personil dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan bersama.
3. Tujuan bersama, menggambarkan tentang apa yang akan dicapai. Tujuan merupakan titik akhir tentang apa yang harus dikerjakan.
4. Peralatan, peralatan atau equipment yang terdiri dari semua sarana, berupa materi, mesin-mesin, uang, dll.
5. Lingkungan, faktor lingkungan, misalnya keadaan sosial, budaya, ekonomi, teknologi, dll.
Teori Organisasi
Dalam organisasi, terdapat tiga teori, yaitu ; teori klasik, neoklasik, modern.
o Teori Klasik :
Teori ini berkembang mulai tahun 1800-an atau 19 abad. Teori ini disebut dengan “teori tradisional” atau “teori mesin”. Teori ini bersifat kaku, tidak mengandung kreatifitas, digambarkan dalam lembaga yang tersentralisasi atau organisasi formal dan tugas-tugasnya terspesialisasi. Teori klasik berkembang dalam 3 aliran, yaitu :
1. Teori Birokrasi
Dikembangkan dalam ilmu sosiologi. Dikemukakan oleh “MAX WEBER” dalam buku “The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism” dan “The Theory of Social and Economic Organization”. Birokrasi berasal dari kata ‘legal rasional’. ‘Legal’ karena terdapat aturan-aturan dan prosedur yang dirumuskan secara jelas. Sedangkan ‘rasional’ karena mempunyai tujuan yang ingin dicapai.
2. Teori Administrasi
Dikembangkan oleh Henry Fayol, Lyndall Urwick dari Eropa dan James D. Mooney, Allen Reily dari Amerika.
Henry Fayol (1841-1925) adalah seorang industrialis asal Perancis tahun 1916 menulis sebuah buku “Admistration industrtrielle et Generale” diterjemahkan dalam bahasa inggris 1926 dan baru dipublikasikan di amerika 1940. 14 Kaidah manajemen menurut Fayol yang menjadi dasar teori administrasi :
1. Pembagian kerja
2. Wewenang dan tanggung jawab
3. Disiplin
4. Kesatuan perintah
5. Kesatuan pengarahan
6. Mendahulukan kepentingan umum
7. Balas jasa
8. Sentralisasi
9. Rantai Skalar
10. Aturan
11. Keadilan
12. Kelanggengan personalia
13. Inisiatif
14. Semangat korps
James D. Mooney & Allen Reilly (1931), menerbitkan sebuah buku “ONWARD INDUSTRY” pendapat mereka adalah “koordinasi merupakan factor terpenting dalam perencanaan organisasi”. Tiga prinsip yang harus diterapkan dalam sebuah organisasi menurut mereka adalah:
a. Prinsip Koordinasi
b. Prinsip Skalar & Hirarkis
c. Prinsip Fungsional
3. Manajemen Ilmiah
Dikembangkan tahun 1900 oleh FREDERICK WINSLOW TAYLOR. Definisi manajemen ilmiah menurutnya adalah “Penerapan metode ilmiah pada studi, analisa dan pemecahan masalah organisasi” atau “Seperangkat mekanisme untuk meningkatkan efesiensi kerja”. F.W. TAYLOR dijuluki sebagai “BAPAK MANAJEMEN ILMIAH”, berkat jasa-jasa yang sampai sekarang konsepnya masih dipergunakan pada praktek manajemen modern. Empat kaidah Manajemen menurut Frederick W. Taylor:
a. Menggantikan metode kerja dalam praktek dengan metode atas dasar ilmu pengetahuan,
b. Mengadakan seleksi, latihan dan pengembangan karyawan,
c. Pengembangan ilmu tentang kerja, seleksi, latihan dan pengembangan secara ilmiah perlu intregasikan,
d. Perlu dikembangkan semangat dan mental karyawan untuk mencapai manfaat manajemen ilmiah.
o Teori Neoklasik :
Aliran neoklasik disebut juga dengan “Teori Hubungan manusiawi”. Teori ini menekankan pada “pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai individu ataupun kelompok kerja”. Hugo Munsterberg adalah salah satu tokoh neoklasik pencetus “Psikologi Industri”. Hugo menulis sebuah buku “Psychology and Industrial Effeciency” tahun 1913. Buku tersebut merupakan jembatan antara manajemen ilmiah dan neoklasik. Dalam pembagian kerja neoklasik memandang perlunya :
a. Partisipasi
b. Perluasan kerja
c. Manajemen bottom_up
o Teori Modern :
Teori ini muncul pada tahun 1950 sebagai akibat ketidakpuasan dua teori sebelumnya yaitu klasik dan neoklasik. Teori Modern sering disebut dengan teori “Analiasa Sistem” atau “Teori Terbuka” yang memadukan antara teori klasik dan neoklasik.
Referensi :
http://www.anneahira.com/teori-organisasi.htm
http://markusadiwiarso.wordpress.com/2011/09/22/konsep-dasar-organisasi-dan-hubungan-nya-dengan-manajeme/
http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_sosial
Read More >>