12/25/2011

Manajemen Konflik dan Komunikasi dalam Organisasi

KONFLIK

Konflik dilatarbelakangi oleh adanya ketidakcocokan atau perbedaan dalam hal nilai, tujuan, status, dan lain sebagainya. Terlepas dari faktor yang melatarbelakangi terjadinya suatu konflik, gejala yang mengemuka dalam suatu organisasi saat terjadi konflik adalah saat individu atau kelompok menunjukkan sikap “bermusuhan” dengan individu atau kelompok lain yang berpengaruh terhadap kinerja dalam melakukan aktivitas organisasi.

Jenis-jenis Konflik :
  1. Konflik dalam diri individu, terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus.
  2. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain.
  3. Konflik antar individu dan kelompok seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka.
  4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama. Tipe konflik ini yang banyak terjadi di dalam organisasiorganisasi. Konflik antar lini dan staf, pekerja dan pekerja.
  5. Konflik antar organisasi, konflik ini biasanya disebut dengan persaingan.
Sumber Konflik :

Menurut Agus M. Hardjana terdapat sepuluh penyebab munculnya konflik , yaitu:
  1. Salah pengertian atau salah paham karena kegagalan komunikasi,
  2. Perbedaan tujuan kerja karena perbedaan nilai hidup yang dipegang,
  3. Rebutan dan persaingan dalam hal yang terbatas seperti fasilitas kerja dan jabatan,
  4. Masalah wewenang dan tanggung jawab,
  5. Penafsiran yang berbeda atas satu hal, perkara dan peristiwa yang sama,
  6. Kurangnya kerja sama,
  7. Tidak mentaati tata tertib dan peraturan kerja yang ada,
  8. Ada usaha untuk menguasai dan merugikan,
  9. Pelecehan pribadi dan kedudukan,
  10. Perubahan dalam sasaran dan prosedur kerja sehingga orang menjadi merasa tidak jelas tentang apa yang diharapkan darinya.
Metode Penyelesaian Konflik :

Metode penyelesaian konflik yang disampaikan oleh Stoner, yaitu :
  1. Dominasi dan Penguasaan, hal ini dilakukan dengan cara paksaan, perlunakan, penghindaran, dan penentuan melalui suara terbanyak.
  2. Kompromi,
  3. Pemecahan masalah secara menyeluruh,
  4. Perundingan.
Motivasi

Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Dalam kehidupan, motivasi memiliki peranan yang sangat penting karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia, sehingga mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Tanpa adanya motivasi dalam diri seseorang, maka dapat dipastikan bahwa orang itu tidak akan bergerak sedikitpun dari tempatnya berada. Begitupun dalam kehidupan berorganisasi, motivasi organisasi sangat mutlak adanya.
Motivasi organisasi adalah suatu keahlian dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja secara berhasil, sehingga keinginan para pegawai dan tujuan organisasi sekaligus tercapai.

Teori-teori Motivasi :
  • Teori Hirarki Kebutuhan
Salah satu teori motivasi yang paling banyak diacu adalah teori "Hirarki Kebutuhan" yang dikemukakan oleh Abraham Maslow. Maslow memandang kebutuhan manusia berdasarkan suatu hirarki kebutuhan dari kebutuhan yang paling rendah hingga kebutuhan yang paling tinggi. Kebutuhan pokok manusia yang diidentifikasi Maslow dalam urutan kadar pentingnya adalah sebagai berikut :
  1. Kebutuhan Fisiologis (Basic Needs) : sandang, pangan, papan dan kesejahteraan individu.
  2. Kebutuhan akan Rasa Aman (Securily Needs) : kebutuhan akan keamanan sewaktu bekerja.
  3. Kebutuhan Afiliasi atau Akseptansi (Social Needs) : kebutuhan sosial.
  4. Kebutuhan Penghargaan (Esteem Needs) : kekuasaan, prestise, status dan keyakinan akan diri sendiri.
  5. Kebutuhan Perwujudan Diri (Self-Actualization) : kebutuhan untuk menjadi orang yang dicita-citakan dan dirasakan mampu mewujudkannya.
  • Teori X dan Y
Teori ini dikemukakan oleh Douglas McGregor. Ia membedakan 2 tipe pekerja yaitu X dan Y.
  1. Teori X, menyatakan bahwa orang-orang sesungguhnya malas dan tidak mau bekerja sama.
  2. Teori Y, menyatakan bahwa orang-orang sesungguhnya energik, berorientasi kepada perkembangan, memotivasi diri sendiri, dan tertarik untuk menjadi produktif.
  • Teori Dua Faktor Herzberg
Herzberg mengklaim telah menemukan penjelasan dua faktor motivasi yaitu :
  1. Hygiene Factors, meliputi gaji, kehidupan pribadi, kualitas supervisi, kondisi kerja, jaminan kerja, hubungan antar pribadi, kebijaksanaan dan administrasi perusahaan.
  2. Motivation Factors, dikaitkan dengan isi pekerjaan mencakup keberhasilan, pengakuan, pekerjaan yang menantang, peningkatan dan pertumbuhan dalam pekerjaan.
  • Teori Kebutuhan ERG Alderfer
Teori ERG Alderfer (Existence, Relatedness, Growth) adalah teori motivasi yang dikemukakan oleh Clayton P. Alderfer. Teori Alderfer menemukan adanya 3 kebutuhan pokok manusia :
  1. Existence Needs (Kebutuhan Keadaan) adalah suatu kebutuhan akan tetap bisa hidup sesuai dengan tingkat kebutuhan tingkat rendah. Dari Maslow yaitu meliputi kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman serta hygiene factors dari Herzberg.
  2. RelatednessNeeds(Kebutuhan Berhubungan), mencakup kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain. Kebutuhan ini sesuai dengan kebutuhan afiliasi dari Maslow dan hygiene factors dari Herzberg.
  3. Growth Needs (Kebutuhan Pertumbuhan) adalah kebutuhan yang mendorong seseorang untuk memiliki pengaruh yang kreatif dan produktif terhadap diri sendiri atau lingkungan. Realisasi dari kebutuhan penghargaan dan perwujudan diri dari Maslow dan motivation factors dari Herzberg.
  • Teori Motivasi Ekspektansi
Teori motivasi ini diungkapkan oleh Vroom. Vroom mengemukakan bahwa orang-orang akan termotivasi untuk melakukan hal-hal tertentu guna mencapai tujuan apabila mereka yakin bahwa tindakan mereka akan mengarah pada pencapaian tujuan tersebut.
  • Teori Motivasi Klasik
Teori motivasi ini diungkapkan oleh Frederick Taylor yang menyatakan bahwa pekerja hanya termotivasi semata-mata karena uang. Konsep ini menyatakan bahwa seseorang akan menurun semangat kerjanya bila upah yang diterima dirasa terlalu sedikit atau tidak sebanding dengan pekerjaan yang harus dilakukan.



KOMUNIKASI


Istilah komunikasi dari bahasa Inggris, yaitu communication, dan dari bahasa latin, yaitu communicatus yang mempunyai arti berbagi atau menjadi milik bersama, komunikasi diartikan sebagai proses sharing diantara pihak-pihak yang melakukan aktifitas komunikasi tersebut.
Definisi komunikasi secara umum adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau di antara dua atau lebih dengan tujuan tertentu. Definisi tersebut memberikan beberapa pengertian pokok yaitu komunikasi adalah suatu proses mengenai pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan.

Unsur-unsur Komunikasi :


1. Sumber (source)
2. Pengubahan berita ke dalam sandi (encoding)
3. Pengiriman berita secara lisan dan tertulis
4. Penerimaan berita
5. Penerjemahan kembali berita (decoding)
6. Umpan balik (feedback)

Hambatan-hambatan Komunikasi :


-     Hambatan Semantik adalah hambatan yang disebabkan oleh faktor bahasa yang digunakan oleh para pelaku komunikasi. Contoh : seorang penjual kesulitan menangkap maksud pembicaraan pembeli karena bahasa yang tidak mengerti.

-     Hambatan Mekanik adalah hambatan yang disebabkan oleh faktor elektrik, mesin atau media lainnya. Contoh : bunyi pengeras suara yang gaung, gambar televisi yang tidak jelas, salah cetak pada surat kabar atau majalah.

-     Hambatan Ekologis adalah hambatan yang disebabkan oleh lingkungan sekitar proses komunikasi tersebut.

-     Hambatan Antropologis adalah hambatan yang disebabkan oleh perbedaan pada diri manusia. Contoh : perbedan budaya, adat, dan norma yang berlaku.

-     Hambatan Psikologis adalah hambatan yang disebabkan oleh faktor kejiwaan. Contoh : Jika komunikan sedang sedih, marah atau berprasangka buruk pada komunikator maka akan terjadi misscommunication.

Klasifikasi Komunikasi :

Klasifikasi komunikasi dalam organisasi dapat di tinjau dari beberapa segi, yaitu :
1. Segi Sifat :
- Komunikasi Lisan, komunikasi yang berlangsung secara lisan / berbicara. Contoh : presentasi.
- Komunukasi Tertulis, komunikasi melalui tulisan. Contoh : email, surat.
- Komunikasi Verbal, komunikasi yang dibicarakan / diungkapkan. Contoh : curhat.
- Komunikasi Non Verbal, komunikasi yang tidak dibicarakan (tersirat). Contoh : Mimik muka seseorang.

2. Segi Arah :
- Komunikasi Ke atas, komunikasi dari bawahan ke atasan.
- Komunikasi Ke bawah, komunikasi dari atasan ke bawahan.
- Komunikasi Horizontal, komunikasi ke sesama manusia / setingkat.
- Komunikasi Satu Arah, pemberitahuan gempa melalui BMKG (tanpa ada timbal balik).
- Komunikasi Dua Arah, berbicara dengan adanya timbal balik / saling berkomunikasi.

3. Menurut Lawannya : 
- Komunikasi Satu Lawan Satu, berbicara dengan lawan bicara yang sama banyaknya. Contoh : berbicara melalui telepon.
- Komunikasi Satu Lawan Banyak (kelompok), ‏berbicara antara satu orang dengan suatu kelompok. Contoh : kelompok satpam menginterogasi maling.
- Kelompok Lawan Kelompok, berbicara antara suatu kelompok dengan kelompok lain. Contoh : debat partai politik.

4. Menurut Keresmiannya :
- Komunikasi Formal, komunikasi yang berlangsung resmi. Contoh : rapat suatu perusahaan.
- Komunikasi Informal, komunikasi yang tidak resmi. Contoh : berbicara dengan teman.

Jaringan Komunikasi :

Jaringan adalah saluran yang digunakan untuk meneruskan pesan dari satu orang ke orang lain. Dibawah ini terdapat beberapa model jaringan komunikasi, yaitu :


a. Model Bersambung / Rantai
Metode jaringan komunikasi disini terdapat lima tingkatan dalam jenjang hirarkisnya dan hanya dikenal komunikasi sistem arus ke atas (upward) dan ke bawah (downward), yang artinya menganut hubungan komunikasi garis langsung (komando) baik ke atas atau ke bawah tanpa terjadinya suatu penyimpangan.

b. Model Roda
Sistem jaringan komunikasi disini, semua laporan, instruksi perintah kerja dan kepengawasan terpusat satu orang yang memimpin empat bawahan atau lebih, dan antara bawahan tidak terjadi interaksi (komunikasi sesamanya).

c. Model Lingkaran
Model jaringan komunikasi lingkaran ini, pada semua anggota/staff bisa terjadi interaksi pada setiap tiga tingkatan hirarkinya tetapi tanpa ada kelanjutannya pada tingkat yang lebih tinggi, dan hanya terbatas pada setiap level.

d. Model Menyeluruh
Model jaringan komunikasi sistem ini, adalah pengembangan model lingkaran, di mana dari semua tiga level tersebut dapat melakukan interaksi secara timbal balik tanpa menganut siapa yang menjadi tokoh sentralnya.

e. Model Huruf ‘Y’
Model jaringan komunikasi dalam organisasi di sini, tidak jauh berbeda dengan model rantai, yaitu terdapat empat level jenjang hirarkinya, satu supervisor mempunyai dua bawahan dan dua atasan mungkin yang berbeda divisi/departemen.








Referensi :

Read More >>
Template by - Ice Coklat